Minggu, 08 Desember 2019

Jangan Jatuh Cinta Pada Lelaki Baik

Jangan jatuh cinta pada laki-laki yang baik,
karna akan susah sekali rasanya membenci laki-laki yang baik.
Bahkan setelah ia meninggalkanmu.
Mengapa?
Karna kamu akan berfikir bahwa apapun yang laki-laki baik itu lakukan, pasti benar.
Dibawah alam sadarmu kamu akan berfikir kalau dia sebenarnya bermaksud baik dengan memutuskanmu.
Bahwa semua yang dia lakukan itu pasti demi kebaikan kalian berdua.
Oleh karena itu, meskipun dia telah membuatmu begitu terluka sampai kamu meneteskan air mata, kamu akan menganggapnya sebagai laki-laki yang baik.
Dan tentu saja karna dia laki-laki yang baik, meskipun telah berpisah, dia akan tetap memperlakukanmu seakan-akan kamu masih menjadi wanita yang spesial untuknya, dia akan tetap memintamu untuk berteman dengannya, dan kamu mau tidak mau, mengiyakan permintaan itu.
karna sebenarnya kamu pun masih mempunyai keinginan untuk bisa bersama dengannya, sehingga kamu memanfaatkan semua kesempatan yang terbuka.

Tapi, apakah kamu sanggup menempati posisi sebagai teman?, setelah banyak hal yang sudah kamu dan dia lewati bersama.

Kalau kamu jatuh cinta pada laki-laki yang baik, kamu tidak akan bisa untuk tidak menaruh harap, bahwa dia yang baik itu, akan berlaku baik juga padamu.
Sekali kamu jatuh cinta pada laki-laki yang baik, maka kamu tidak akan pernah bisa menghilangkan perasaanmu seutuhnya kepadanya.

Jika seorang laki-laki brengsek meninggalkanmu, setidaknya kamu sudah mempersiapkan diri, karna kamu tau dia memang brengsek.
Setidaknya kamu bisa membencinya, laki-laki yang tak punya hati itu.
Setidaknya kamu bisa menyalahkan dirimu sendiri yang bodoh karna sudah jatuh hati kepada laki-laki semacam itu.
Tapi..
Laki-laki yang baik akan pergi ketika kamu berfikir, kalau dia tidak akan pernah pergi dari hidupmu, ketika kamu menganggap semuanya baik-baik saja, tiba-tiba disuatu siang dia datang kerumahmu meminta maaf, bahwa dia ingin pergi darimu.

Tentu saja ia akan mengatakan bahwa kepergiannya bukanlah salahmu, dan yang salah adalah dirinya.
Dia akan mengatakan kalau kamu pantas mendapatkan yang lebih baik dari dirinya.
Kelergianya yang jauh diluar ekspektasimu ini akan membuatmu mati rasa.
Semua terjadi begitu cepat.
Dan ketika kamu sadar. Dia sudah pergi.

Awalnya, kepergiannya yang tiba-tiba itu akan membuatmu bertanya-tanya.
Tetapi pada akhirnya, kamu akan menyalahkan dirimu sendiri, karna tidak mampu menjaganya.

Senin, 14 Oktober 2019

Musyawarah Diri.

Aku ingin memperkenalkanmu kepada satu makhluk pecicilan yang tak bisa diam bernama 'Hati'.

Kebetulan dia milikku
dan kebetulan juga dia mengejarmu.

Hatiku memang gila
sekuat apapun aku melarangnya untuk berlari kearahmu.
Dia akan tetap berlari hanya untuk mengenalmu.

Tunggu dulu.
Sebelum kau beranjak pergi karna takut dengan kelakuan hatiku, biar kuteruskan ceritaku.

Hatiku punya sahabat baik, dia adalah makhluk berkacamata tebal yang berdiri di sebelahnya. Namanya 'Pikiran'.

Kebetulan, dia juga milikku.

Mereka berdua bersahabat baik, dari hari aku pertama lahir kebumi ini.

Berbeda dengan hatiku yang pecicilan, pikiranku ini pendiam sekali.

Dia jarang rukun dengan hatiku, malah sering berkelahi.

Alasan perkelahian kali ini, tentu saja karna hatiku ingin berlari kearahmu.
Dan pikiranku kurang setuju.

Pikiranku percaya,
dengan hatiku berlari kearahmu, dia akan berujung hancur.

Pikiranku yang sayang pada hatiku tidak ingin sahabatnya itu hancur.

Sebentar, biarkan kami berunding.
Jangan dulu pergi. Aku mohon.

Telah lama aku menunggu sosokmu.
Kau tangguh, aku suka itu.

Kita sama-sama pejuang.

Kau berjuang mencari jalan pulang.
Maka aku ingin berjuang menjadi rumahmu.

Karna ternyata. Hatiku betul.
Kaulah orangnya.

Ya, pada akhirnya aku akan membiarkan hatiku mengejarmu.
Dan bercengkrama disampingmu.

Menasehatiku saat ku salah,
mendengarkan ceritamu saat kau butuh.

Biarlah hatiku berpesta pora,
biarlah aku ikut bersenandung gembira.

Sementara pikiranku,
aku yakin pikiranku baik-baik saja.
duduk manis di kepalaku, berharap tak ada hal buruk yang akan menimpa hatiku.

Dan jika sampai hatiku hancur suatu saat nanti.
Aku tau, pikiranku selalu dapat diandalkan untuk membuatnya kembali sembuh.

Hari ini, Pikiranku kembali menasehati sahabatnya.
Memberinya secangkir kopi berharap tidak terjadi sesuatu di khawatirkannya.

Senin, 08 April 2019

Kenang. Maafkanlah.

..dan pohon-pohon di kebun satu persatu mulai kutanam, agar kelak bisa jadi peneduh dan dapat sedikit membantu kebutuhan kalian. Meskipun jasadku telah terkubur disini, biarlah aku tafakur bila aku merindukan kalian.

  Walaupun tak terucap, aku sangat merasa kehilangan, karna bagiku di sebagian semangatku itu merupakan wujud dari do'a-do'a Mu, yang sering kutemui di setiap malam-malamMu.
Kau tinggalkan petuah sederhanaMu sebagai warisan untukku, kini aku catat rapi di dalam jiwa, dan dengan segenap hati aku coba untuk menjalankannya, mengingatnya dalam setiap gerak langkahku.

  Meskipun pada saat terakhirmu aku tak menggenggam erat tangan dan berbisik di telingamu, namun aku tak kecewa meski kadang harus menyesalinya. Apalagi mendengar engkau tersenyum dengan ikhlas, aku makin yakin bahwa engkau telah cukup membawa bekal. Aku bangga menjadi anakMu.

  Kini, Ayah.. janjiku padamu, aku akan mengirimkan do'a yang dulu pernah engkau ajarkan kepadaku, saat engkau masih sering pergi keluar negri untuk mencarikan aku segelimang kebahagiaan.
Setiap kali aku sujud sembahyang, setiap aku angkat tangan untuk sang Adzim, selalu aku mengingatmu engkau dan petuahmu  hadir terbayang membisik seolah engkau terus membimbingku meski dari sana.

  Kemarin, sebenarnya aku menangis sangat lama, tapi dengan keras aku berusaha memendamnya, aku takut kamu mengkhawatirkanku, aku yang inginkan ketenangan bersamamu.
Dalam benak terus berkata bahwa baktiku sangatlah belum cukup untukMu, dan aku percaya jika engkau telah memaafkannya.

  Air hujan deras mengguyur bumi, aku mengenangMu, air mata maksaku tuk menetes, tapi aku memaksa untuk tersenyum, tabah dan bertawakkal, seperti kataMu.

  Ayah untuk do'a yang pernah kulupa, maafkan ya... pandangilah aku, ibu dan cucumu dari sana dengan cahaya syurga. Semoga kelak kita bersama lagi.